Sunday 20 November 2011

istikharah cinta

bersaksi cinta di atas cinta                                                                                                                            
dalam alunan tasbihku ini
menerka hati yang tersembunyi
berteman di malam sunyi penuh doa

sebut namamu terukir merdu
tertulis dalam sejadah cinta
tetapkan pilihan sebagai teman
kekal abadi hingga akhir zaman

istikharah cinta memanggilku
memohon petunjuk Mu
satu nama teman setia
naluriku berkata

dipenantian luahan rasa
teguh satu pilihan
pemenuh separuh nafasku
dalam mahabbah rindu

di istikarah cinta....

Monday 6 June 2011

Apabila diri rasa disayangi

Ya Allah....
Jika Engkau ciptakan untukku.
Tolong satukan hati kami.
Bantulah daku untuk mencintai,
Memahami dan menerima dia seutuhnya.
Berikan aku kesabaran, ketekunan, dan
Kesungguhan untuk memenangi hatinya.

Jadikanlah kehendak Mu dan
bukan kehendak aku dalam
setiap bahagian hidupku.

Ya Allah...
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna.
Namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,
Sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mata Mu,
Seorang ikhwah yang memerlukan dukunganku sebagai peneguhnya,
Seorang ikhwah yang memerlukan doaku untuk kehidupannya,
Seseorang yang memerlukan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya,
Seseorang yang memerlukan diriku untuk
membuat hidupnya menjadi sempurna....
amin....Ya Rabbul 'alamin....

Sunday 22 May 2011

stanza cinta buatmu Mujahid Mufakkir Mujaddid

Berderai mata hatiku
mendera semua harapan
selaksa cintaku padanya
ikatan suci romantika naungan-Mu

Meski sejuta cinta menyapa
Masih cenderung ku padanya
Tuhan, satukan hati kami
Di bawah cinta-Mu alirkan bahagia
Di redha-Mu

Kutidurkan mimpi indah ini
Pada-Mu yang menggenggam takdir
Kusandarkan harapanku ini
pada-Mu ya Ilahi,
Ku simpan dalam rongga hati
Stanza Cinta buatmu Mujahid Mufakkir Mujaddid


Wednesday 18 May 2011

Futuwwah Cinta

alt
nilah dia cinta
Pak Rahmat mengatakan, cinta itu dakwah, dan dakwah itu cinta.
Dan dakwah ini mengenal kita pada Dia.
Mentaqarrubkan kita pada Dia.

Masuliyah fardhiyah kita adalah untuk sentiasa mendampingi kitabNya, mengikuti sunnahNya dan beriltizam dengan akhlak QuraniNya.

Dan seluruhnya dibuatkan kerana Dia.
Dan Dia semata.
Dan itulah dia cinta.
Bila segalanya dihadapkan pada Dia.
Dan cinta itu mengalunkan kita pada syahadahNya
Menerokai puncak-puncak kekuasaanNya,
dan mengegarkan kita akan azabNya,
akan kelam kelibut hari kebangkitan.
Mengetarkan hati kita pada Hari AkhiratNya.
Dan itulah dakwah ini mengenalkan kita.
Akan hari akhirat yang pasti, tempat terdorongnya kita untuk bertemu dengan Dia.
Dan bila segalanya dipusatkan pada Dia, adakah pilihan lain selain dari bertawakal kepadaNya?
Menyerahkan semua urusan kepadaNya?
Yakin akan janjiNya memberikan sesuatu yang terbaik buat diri kita, hambaNya.
Dan demikianlah itu cinta.
ianya yakin
redha
dan saliim..
Cinta itu menautkan hati kita pada semua hambaNya.
Dalam cinta yang tidak dimengertikan
walau tak pernah bersua
mengenal
mahupun bersentuh
itulah dia cinta
anugerah atas cinta keranaNya
Dan itulah dia cinta,
tidak meresahkan,
tidak mengelisahkan
tidak merisaukan,
apatah lagi menyebabkan putus asa.
Kerana setiap pilihan kita,
tindakan kita
dan langkah kita,
adalah demi cintaNya.
Yakinlah,
Allah akan sentiasa bersama kita,
melukiskan kanvas yang indah buat kita.
Samada di dunia, mahupun di syurga kelak..
Insya-Allah..
Inilah dia sepotong doa baginda buat kita:
Ya Allah, kurniakalah perasaan cinta kepada-Mu, dan cinta kepada orang yang mengasihi-Mu, dan apa sahaja yang membawa daku menghampiri cinta-Mu. Jadikanlah cinta-Mu itu lebih aku hargai daripada air sejuk bagi orang yang kehausan.
Moga aku menyintai mereka yang mendekatkan aku akan cintaNya... ameen...

Sunday 15 May 2011



Ketika Allah Memilihmu Untukku..


Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..

kerana ENGKAU.....insan terPILIH...

Aduhai hati yang selalu gundah gulana.. Mengapa perlu difikirkan kehidupan duniawimu. Sedangkan dunia itu sering menipumu. Bukankah kehidupan ini penuh dengan majazi? Tipu daya di sana sini? Maka, hendaklah engkau susun langkahmu penuh hati-hati, Ingatlah, syaitan itu sentiasa tidak mahu mengaku kalah dan tidak pernah putus asa. Setiap saat masanya adalah berharga. Tidak dibiar kosong tanpa menyesatkan adam dan hawa. Lantas, bagaimana engkau masih lagi memikirkan hal duniamu?

Perbanyakkanlah berfikir, renung penuh bererti.. Bagaimana bakal kehidupanmu sewaktu mengadap Tuhan Rabbul ’Izzati..? Selamatkah dirimu di hari yang tiada pelindung melainkanNya? Akan beratkah amal yang akan engkau bawa?

Justeru, renungkanlah duhai diri yang lemah. Agar kehidupanmu di dunia sentiasa waspada..

Semoga, akan hadir dalam hatimu jiwa yang sensitif dengan dosa. Merasakan dosa itu besar sekalipun pada kesilapan sekecil zarah. Ketahuilah.. itulah antara ciri-ciri mereka yang aqrab dengan tuhanNya. Yang punya Ihsan dalam hatinya. Merasa kehadiran Allah dalam setiap sentuhan masa yang ada.. sekalipun mata tidak melihat, tetapi hati menyakini Allah Maha Mlihat.

Untuk apa perlu dirisaukan, aduhai hati yang rawan.. sebuah kehilangan itu hanya secebis dugaan.. dari Tuhan sekalian alam.. Hilang bukan bererti tamatnya sebuah kehidupan, tetapi dengan kehilangan itulah darjatmu ditinggikan. Hairan? Mengapa perlu dihairankan, Allah itu Maha berkuasa, zat yang sempurna penuh keagungan. Lupakah duhai hati, Allah telah berjanji dalam kalamNya Izzati..

”Adakah kamu mengaku beriman, sedangkan kamu belum diuji?”

Maka, hadapilah ujian dengan sejuta kesabaran. Percayalah, yakinlah sepenuh hatimu..


Hanyasanya Allah bersama-sama mereka yang sabar.

Aduhai hati yang penuh kesedihan.. Mengapa perlu ditangisi sebuah perpisahan? Bukankah semua kita akan pergi.. pulang kepangkuan Tuhan. Dialah yang menjadikan.. Dan padaNya jua segalanya akan dikembalikan. Lupakah engkau, hidup di dunia ini sekadar persinggahan. Yang kekal hanyalah amalan sebagai teman. Itulah teman dalam perjalanan menuju sebuah keabadian..

Maka, janganlah engkau lalaikan hatimu dengan kehidupan yang sementara ini. Janganlah engkau tangisi lagi sebuah perpisahan sementara.. akan tetapi, hadapkanlah wajahmu sentiasa kepada Allah.. Penuhkanlah jiwa dan hatimu dengan dzikrullah memuji kebesaranNya. Juga sibukkanlah hari-harimu dengan amalan makruf nahi mungkar, mengikut sunnah kekasihNya.

Yakinlah, barangsiapa yang dihatinya ada Allah, dan mengutamakan Allah atas segala apa yang dilakukannya, Allah akan seiringkan pekerjaannya dengan pertolonganNya. Bekerja keraslah engkau untuk hari esokmu yang abadi. Berbekallah dengan amalan yang menguntungkanmu di sana nanti. Ingatlah, sebaik-baik bekalan adalah taqwa.

Duhai diri yang lemah.. Kembalikanlah hatimu kepada Rab.. Kerana Dia lah pemilik segala yang engkau miliki.. Segalanya hanya pinjaman untuk menguji. Kentalkanlah semangat juangmu. Jadilah seperti syaidatina Aisyah, puterinya Syaidina Abu Bakar..

Walau fitnah mencalar maruah, Dia tetap Aisyah! Walau rumahtangganya di landa badai anggkara si munafiq durjana, tetap teguh pendiriannya, menggunung tawakalnya. Pada Allah dia berdoa, mengharap furqan agar tenggelam segala nista. Insafilah duhai diri yang lemah, Allah sengaja menguji sekeping hati yang kecil.. sebagai tukaran untuk mendapatkan habuan yang lebih besar kelak.

Maka bersyukurlah.. bersyukurlah.. bersyukurlah kerana engkau insan terpilih.

Wednesday 27 April 2011

Seindah Mawar Berduri...Part 2

~Sesegar hijau daunan, begitulah kita diibaratkan…tiada siapa yang bisa memisahkan kita…antara kita semua…~

Dari tangga kamsis lagi, lagu favourite Hijriah itu bergema kedengaran. Kuat sekali. Khazinatul Asrar menggeleng–gelengkan kepalanya dan terus menyusun langkah menuju ke biliknya tyang terletak di barisan ketiga, level 1. Tidak syak lagi, irama nasyid dendangan In-team itu memang datang dari biliknya. Dia dapat menduga bahawa Hijriah pasti ada di dalam bilik.

“Assalamualaikum, Hijriah. Asrar balik nie!” pintu yang tidak berkunci itu dikuaknya perlahan–lahan. Salamnya tiada jawapan. Didapatinya Hijriah sedang tidur dengan bantal ditelangkupkan diatas kepala. Kipas siling berputar ligat dengan penunjuk mengarah full. Lagaknya bagaikan orang yang ada masalah.
Khazinatul Asrar memperlahankan volume radio kerana bimbang mengganggu penghuni lain. Serentak dengan itu Hijriah terjaga dari lenanya yang mungkin tidur – tidur ayam sahaja.

“Eh, Asrar dah balik rupanya…” Hijriah berkata lembut sambil membetulkan kedudukan bantalnya. Khazinatul Asrar mengukir senyuman. Perlahan–lahan dia menghampiri Hijriah dan duduk di sebelahnya. Tangannya menjamah dahi Hijriah.

“Tak panas pun!” kata Khazinatul Asrar perlahan.
“Sejak bila pula saya demam?” balas Hijriah bersahaja.
“ Habis tue kenapa tak datang kuliyah pagi nie?” tanya Khazinatul Asrar pula.

“Err…topik baru ke hari nie?” Hijriah cuba mengalih perbualan.
“Hijriah…saya tanya nie!” Khazinatul Asrar tidak mahu Hijriah menyembunyikan sesuatu. “Kenapa nie?” Khazinatul Asrar memujuk lembut.

“Tak ada apa–apa…betul!” Hijriah masih membuat aksi selamba.
“Habis tue, pagi tadi awak bersiap–siap bukan untuk ke kuliyah?”
Khazinatul Asrar masih tidak berpuas hati dengan jawapan Hijriah.
“Saya ke Mini Market. Beli Coklat Dairy Milk 10 packs untuk hilangkan tension,” jelas Hijriah berterus–terang.

“Kalau tak percaya, tengok dalam basket tu. Penuh plastik coklat, kan?!” Hijrah menguatkan kenyataannya.
“Hilangkan tension dengan coklat??? Hijrah yang saya kenali biasanya menatap Al- Quran bila ada masalah,” getus Khazinatul Asrar masih curiga.

“Saya tak ada apa- apa. Percayalah Asrar! Saya Cuma tension sikit saja pagi tadi…sekarang dah okey,” sambil bibirnya mengukir senyuman hambar.
“Kenapa tension sampai ponteng kuliyah?” Khazinatul Asrar terus bertanya. Hijriah terdiam.
“Ada masalah ye?! Kongsilah…” pujuk Khazinatul Asrar lagi.
“Tak ada lah…. mungkin nak period kot sebab tulah rasa tension,” Hijriah terus berdalih.
“ Period? Bukankah baru seminggu lepas….” Khazinatul Asrar mencelah. Mematahkan alasan yang mungkin sengaja direka–reka.

“Hijriah, kalau ada masalah, saya sentiasa bersama awak. Saya sentiasa sedia mendengar apa saja. Janganlah macam ni…” Khazinatul Asrar masih tidak jemu memujuk sahabatnya.

Raut wajah Hijriah jelas menyembunyikan sesuatu. Dia tetap enggan menceritakannya kepada Khazinatul Asrar. Tidak seperti selalu. Dia sebenarnya seorang yang ceria dan berterus – terang. Namun, tidak untuk kali ini….

“Alah Asrar nie…lupakanlah perkara tue. Lain kali, saya janji tak ponteng kuliyah lagi,” Hijriah seolah – olah mula bosan dengan desakan Khazinatul Asrar.

“Betul tak ada apa- apa ni?” Khazinatul Asrar cuba menduga lagi.
“Awak dah tak percaya saya lagi ke?” kata Hijriah seakan merajuk.
“Okey,okey.. kali nie awak boleh sembunyikan sesuatu dari saya, tapi esok–esok tidak lagi, tau!”
“Oh, ya! Nie nota Tsabit tentang topik hari ni. Awal pagi esok ada presentation,” sambil nota bersampul biru itu diserahkan kepada Hijriah. Mata Hijriah sedikit terbeliak. Tangannya pantas menyambut dan membelek – belek buku nota tersebut.

“Tsabit suruh berikan kepada saya?” tanya Hijriah minta kepastian.
“Emm…” Khazinatul Asrar menjawab ringkas. Malas diceritakan kembali peristiwa tadi. Pemuda itu sering membuatkannya geram hinggakan dia terasa malas menyebut nama itu berulang kali.

“Kenapa tiba–tiba saja Tsabit boleh teringatkan saya? Pelik ni!” Hijriah bertanya sambil tangannya terus membelek–belek nota itu.
“Dia sukakan awak kot….” Khazinatul Asrar cuba mengusik, sengaja mahu melihat reaksi temannya. Tiada respon marah. Sebaliknya Hijriah mula tersenyum – senyum sendiri.
“Ish, lain pula jadinya…” Bisik hati kecil Khazinatul Asrar.

“Asrar, dia tak cakap apa-apa tentang saya?” Hijriah nampak semakin berminat bertanyakan Tsabit. Khazinatul Asrar menarik nafas. Dia mula mencari alasan untuk menyegerakan dirinya bebas dari bercakap pasal Tsabit.

“Tengah – tengah hari nie, saya nak tidur qoilulah dulu lah. Lepas zohor nanti, saya ada usrah. Petang ni pula ada meeting. Lain kali sajalah kita cakap pasal dia!” badannya terus direbahkan ke katil sambil mata dipejamkan. Sengaja diceritakan aktiviti–aktivitinya pada hari itu untuk menagih simpati Hijriah agar mengizinkannya berehat. Hijriah mencebik bibir sambil fikirannya menerawang jauh. Entah ke mana. Wajahnya kembali berserabut kerana memikirkan sesuatu.

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((()))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))